Olimpiade 2020 yang berlangsung tanggal 23 Juli – 8 Agustus 2021 merupakan puncak segala perhelatan olah raga tahun 2021. Ajang yang dinantikan atlet seluruh penjuru dunia ini dilaksakan mundur satu tahun karena pandemi covid19. Bulutangkis Indonesia patut berbangga dengan persembahan medali emas Olimpiade melalui Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan sekeping perunggu melalui Anthony Sinisuka Ginting.
Greysia/Apriyani meraih medali emas setelah mengalahkan pasangan kuat asal China, Jia Yifan/ Chen Qingchen dengan skor 21-19, 21-15 di babak final. Sedangkan Anthony berhasil mengatasi sang pembuat kejutan Kevin Gordon dari Guatemala dengan, 21-11, 21-13 dalam perebutan medali pperunggu.
Kebahagiaan bulutangkis Indonesia semakin lengkap dengan keberhasilan meraih Piala Thomas setelah 19 tahun. Regu Indonesia berhasil mengalahkan regu China di final dengan skor 3-0 di babak final. Sebelumnya, terakhir kali tim Indonesia mengangkat piala Thomas pada tahun 2002. Dengan demikian Indonesia telah merebut Piala Thomas sebanyak 14 kali sekaligus menjauhkan dari kejaran tim China yang sudah memenangkan Piala Thomas 9 kali.
Kebangkitan ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya juga patut diacungi jempol. Pasangan nomor satu dunia ini terpuruk di Olimpiade dengan hanya bertahan di perempat final. Tentu sangat kontras dengan dominasi pasangan yang dijuluki minions ini dibandingkan dengan prestasi tahun-tahun sebelumnya. Namun dengan kemauan keras, Marcus/Kevin mengikuti enam turnamen beruntun sejak Oktober hingga Desember 2021 yakni Denmark Open, French Open, Hylo Open, Indonesia Masters, Indonesia Open dan World Tour Finals. Dua turnamen diantaranya mereka berhasil merengkuh juara yakni di Hylo Open dan Indonesia Open, serta tiga runner up di French Open, Indonesia Masters dan World Tour Finals.
Namun bulutangkis 2021 dibumbui juga oleh beberapa drama di luar lapangan. Setelah sempat menjadi pertanyaan, akhirnya PBSI mengumumkan pembatalan keberangkatan tim Pelatnas ke Kejuaraan Dunia. Alasan utama yang disebutkan adalah kekhawatiran merebaknya virus omicron. Tetapi sebelumnya pengumuman resmi, sebuah media Malaysia sudah mendahului menyampaikan berita kemunduran tim Indonesia tersebut. Bahkan media Malaysia tersebut menyebutkan kemungkinan masalah dana menjadi penyebabnya.
Tentu saja, hal ini menimbulkan berbagai persepsi di kalangan pecinta bulutangkis. Apalagi kemudian disusul pengumuman batalnya tim Indonesia mengikuti tiga kejuaraan bulutangkis yang akan berlangsung di India pada bulan Januari 2022. Lalu disusul masalah pembagian bonus yang diberikan Kemenpora atas keberhasilan Indonesia menjadi Juara Piala Thomas. Bonus sebesar 10 Milyar tersebut ternyata tidak sepenuhnya akan diberikan kepada para pemain, melainkan sebagian masuk ke kas PBSI sebagai dana pembinaan.
Masalah yang menjadi sorotan publik lainnya adalah kasus didiskualifikasinya semua pemain Indonesia yang berlaga di All England bulan Maret 2021. Penyebabnya dikarenakan tim Indonesia dianggap satu pesawat dengan seorang yang positif terinfeksi virus Covid19. Badai protes baik dari organisasi maupun pendukung Indonesia kepada Federasi Bulutangkis dunia (BWF). Kemudian, BWF meluncurkan permintaan maaf. Dalam beberapa acara televisi, sempat beredar wacana insan olah raga Indonesia akan menggugat ke peradilan olahraga dunia, CAS. Namun wacana itu menguap begitu saja.
Kabar duka juga menerpa bulutangkis Indonesia 2021. Wafatnya peraih medali emas Olimpiade Beijing, Markis Kido sungguh mengejutkan publik. Kido meninggal saat bermain bulutangkis di daerah Tangerang pada tanggal 14 Juni 2021 dalam usia 36 tahun. Berita duka juga datang dari legenda putri Indonesia Verawaty Fajrin. Juara dunia ganda putri tahun 1980 tersebut meninggal dunia dalam usia 64 tahun pada tanggal 21 November 2021 setelah menjalani perawatan akibat kanker.
Di sisi lain, beberapa pemain muda Indonesia mulai memberikan harapan. Empat gelar juara diraih pada turnamen Spain Masters 2021 diraih pemain-pemain pelapis. Putri Kusuma Wardhani (tunggal putri), Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan (ganda putra), Yulfira Barkah /Febby Valencia Dwijayanti Gani (ganda putri) dan Rinov Rivaldy /Pitha Haningtyas Mentari (ganda campuran) merupakan para pemain harapan yang berhasil menjadi juara di ajang tersebut. Namun sayang, satu diantaranya yakni Yulfira Barkah mengundurkan diri dari tim nasional.
Lembaran baru dibuka seiring pergantian tahun. Ajang-ajang bulutangkis masih dibayangi kekhawatiran varian dari virus corona. Ditengah keterbatasan yang ada semoga di tahun baru ini dicetak lebih banyak lagi prestasi, bukan kontroversi.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.