Mengenal Sosok Debby Susanto

20170625_PBSI_AustraliaSS_Final_PraveenDebby11Tidak banyak pasangan ganda campuran Indonesia yang berhasil menjadi juara di turnamen tertua di dunia, All England. Debby Susanto menjadi pemain putri ketiga yang mampu meraihnya setelah Imelda Wiguna yang berpasangan dengan Christian Hadinata tahun 1979. Lalu disusul Liliyana Natsir bersama duetnya Tontowi Ahmad tahun 2012, 2013, 2014. Sedangkan Debby Susanto meraihnya juara di turnamen tertua di dunia tersebut bersama pasangannya dengan Praveen Jordan di tahun 2016.

Debby Susanto, pebulutangkis putri kelahiran Palembang, 3 Mei 1989 merupakan anak pasangan dokter Susanto Darmawan dan Sugianti Budiman. Debby mulai berlatih bulutangkis dibawah pengawasan ayahnya. Sang ayah membuat program sendiri untuk melatih Debby. Ia dilatih tanding dengan anak laki-laki. Kadang-kadang melawan dua atau tiga anak laki-laki sekaligus. Debby menjalani program latihan dengan disiplin dan kemauan keras.

Setelah beranjak duduk di bangku SMP, Debby memutuskan untuk lebih menekuni karir bulu tangkis daripada sekolah. Ia mulai berlatih klub Darmajaya, Palembang, dengan pelatih pertamanya bernama Aguscik. Kemudian ia pindah ke Pusdiklat Pusri, disamping latihan yang diberikan ayahnya.  Perhatian ayahnya sangat besar kepada karir Debby. Ayahnya bahkan mundur dari dosen PNS di Fakultas Kedokteran bagian gizi di Universitas Sriwijaya, Palembang, untuk menemani Debby mengikuti pertandingan.

Untuk meningkatkan kemampuannya, Debby hijrah ke Jakarta dan bergabung ke PB Tangkas. Tahun 2006, ia direkrut oleh PB Djarum sesuai targetnya sejak masih berlatih di kota kelahirannya.

Tahun 2007, Debby mulai mencetak prestasi level internasional dengan menjadi juara ganda putri Kejuaraan Asia Junior berpasangan dengan Richi Puspita Dili. Di Kejuaraan Dunia Junior, ia berpasangan dengan Afiat Yuris Wirawan, mampu menembus babak semifinal sebelum dikalahkan pasangan Malaysia Lim Khim Wah/Ng Hu Lin.

Debby terus bermain rangkap di nomor ganda putri dan ganda campuran. Di sektor ganda putri, ia meraih semifinalis Vietnam Challenge 2008 bersama Komala Dewi dan juara Vietnam Challenge 2009 berpasangan dengan Pia Zebadiah. Sedangkan di nomor ganda campuran, duetnya dengan Mochamad Rizki Delynugraha menempati posisi perempatfinalis GGJP Indonesia Challenge 2008.

Prestasi Debby ternyata lebih bersinar di sektor ganda campuran, terutama sejak berpasangan dengan Muhammad Rijal. Diantara prestasi Debby dan Rijal antara lain semifinalis Vietnam Challenge 2009, semifinalis Philipine Opem 2009, semifinalis India Open Superseries 2009, medali perunggu SEA Games 2009 dan semifinalis India Grand Prix Gold 2010.

Gelar juara berhasil disabet Debby/Rijal di turnamen Chinese Tapei Open GPG 2012. Dibabak final, mereka berhasil mengalahkan Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah dari Hongkong dengan skor 21-14 dan 21-14. Ditahun 2010 ini, mereka juga meraih runner up Indonesia Grand Prix Gold dan Macau Open Grand Prix Gold. Di kedua babak final, Debby/Rijal kalah dari rekannya sendiri Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Duet Debby/Rijal berhasil menembus babak semifinal turnamen bergengsi All England tahun 2013. Namun perjalanan untuk menuju babak akhir terhadang pasangan terbaik China Zhang Nan/Zhao Yunlei, dengan skor, 17-21 dan 16-21. Zhang/Zhao sendiri takluk dari pasangan Indonesia lainnya Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di babak final.

Debby/Rijal mencatatkan diri dalam sejarah peraih medali emas SEA Games. Pasangan ini merebut medali emas SEA Games 2013 yang berlangsung di Ni Phi Tay, Myanmar, setelah mengalahkan pasangan Maneepong Jongjit/Sapsiree Taerattanachai dari Thailand dengan skor, 21-18 dan 21-19.

Tahun 2014, tim pelatih Pelatnas merombak duet Debby dan Rijal. Debby dipasangkan dengan atlet yang lebih muda, Praveen Jordan. Kombinasi baru ini langsung mencatat beberapa prestasi yang cukup baik. Mereka menjadi finalis Malaysia Grand Prix Gold dan meraih medali perunggu Asian Games.

Tahun 2015, Debby/Praveen mencetak banyak prestasi hingga babak semifinal dan final, namun sayangnya keberuntungan menjadi juara masih belum menjadi milik mereka. Tercatat, mereka finalis di turnamen Malaysia Masters GPG, Thailand Open GPG, French Open Superseries dan Indonesia Masters GPG. Selain itu mereka juga menjadi semifinalis All England, India Open superseries dan BWF Superseries Final. Dengan pencapaian tersebut, pasangan ini melonjak menempati rangking papan atas dunia.

Satu-satunya kemenangan Debby/Praveen di tahun 2015 adalah merebut medali emas SEA Games yang berlangsung di Singapura. Di babak final, mereka mengalahkan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dari Malaysia, dengan skor, 18-21, 21-13 dan 25-23.

Awal cerah terlihat diawal tahun 2016. Debby/Praveen meraih gelar juara India Grand Prix Gold. Di partai akhir, mereka mengalahkan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai dari Thailand, dengan skor, 23-25, 9-21 dan 16-21.

Juara All England

Puncak prestasi Debby/ Praveen adalah meraih juara di turnamen tertua di dunia All England. Pertanda juara sudah terlihat sejak babak semifinal dimana mereka berhasil mengalahkan pasangan nomor satu dunia sekaligus juara bertahan Zhang Nan/Zhao Yunlei dari China dengan skor, 21-15 dan 21-10. Gelar juara dipastikan setelah memenangkan partai final atas Joachim Fisheer Nilesen/Christinna Pedersen dari Denmark dengan skor, 21-12 dan 21-17.

Debby/Praveen juga tampil di ajang multi cabang tertinggi di dunia, Olimpiade yang berlangsung di Rio de Janeiro, Brazil. Sayangnya undian tidak menguntungkan. Mereka harus berhadapan dengan rekannya sendiri Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di babak perempat final. Debby/Praveen harus mengakui keunggulan rekan berlatihnya tersebut yang kemudian meraih medali emas.

Di tahun 2017, Debby/Praveen sebenarnya masih meraih prestasi seperti juara di Korea Open Superseries setelah mengalahkan pasangan China Wang Yilyu/Huang Dongping, 21-17 dan 21-18. Namun sepekan kemudian, mereka kalah dari pasangan yang sama di babak semifinal Japan Open Superseries, dengan skor, 14-21 dan 19-21. Catatan prestasi lainnya, pasangan ini menjadi runner up Swiss Open GPG dan Australia Open Superseries. Selebihnya, mereka kalah sebelum mencapai babak empat besar.

Pencapaian di tahun 2017 ini dianggap kurang memuaskan untuk pasangan sekelas mereka. Debby dan Praveen pun diceraikan sebagai pasangan bermain seusai BWF World Superseries Final 2017 yang berlangsung di Dubai. Debby mendapat pasangan baru, Ricky Karanda Suwardi yang pindah dari sektor ganda putra. Sedangkan Praveen dipasangkan dengan Melati Daeva Oktaviani.

Tahun 2017 ini ditandai juga pelepasan masa lajang bagi Debby. Ia dinikahi kekasihnya Haptiwan Daya, setelah selama 11 tahun berpacaran. Pernikahan Debby dan Haptiwan ini berlangsung hari Sabtu tanggal 21 Oktober 2017. Resepsi dilaksanakan di The Spring Club Summarecon Serpong.

Kiprah Debby/Ricky dimulai dari turnamen Malaysia Masters yang berlangsung awal tahun 2018. Setelah melewati babak kualifikasi, pasangan ini harus terhenti di babak 32 besar. Sepanjang tahun 2018, mereka mengikuti 15 kejuaraan dengan hasil terbaik adalah mencapai babak perempat final All England, Kejuaraan Asia, Indonesia Open dan China Open.

Awal tahun 2019, Debby dicoba berpasangan dengan Tontowi Ahmad. Mereka tampil di Malaysia Masters 2020. Kiprah Debby/Tontowi hanya mencapai babak kedua. Pekan berikutnya, Debby diduetkan dengan Ronald Alexander pada turnamen Indonesia Masters 2020. Debby/Ronald harus angkat koper di babak pertama setelah kalah dari Mark Lamsfuss/Isabel Herttrich (Jerman), 15-21, 13-21. Inilah pertandingan terakhir Debby di kompetisi internasional karena setelahnya ia menyampaikan niatnya untuk pensiun.

Acara Farewell Event untuk Debby Susanto digelar tanggal 24 Februari 2019 di Gedung Sabuga, Bandung. Acara ini dilaksanakan tepat sebelum digelarnya babak final beregu putra Djarum Superliga 2019.

“Hari ini saya secara resmi memutuskan untuk pensiun. Saya merasa beruntung mempunyai kesempatan untuk membela negara Indonesia selama ini. Terima kasih atas semua yang telah memberikan dukungan untuk saya. Terutama untuk keluarga dan suami saya yang selalu mendorong saya untuk terus bisa selalu bangkit,” ujar Debby

Pada pidato perpisahannya Debby juga menyampaikan mengatakan bahwa apapun bisa terjadi asalkan ada kerja keras, kemauan dan keyakinan.

Bahwa kerja keras dan keyakinan bisa mengalahkan bakat dan talenta” katanya.

Tak lama setelah pengunduran dirinya, Debby mengumumkan kehamilannya pada tanggal 16 Maret 2019 di media sosial. Kemudian kebahagiaannya menjadi sempurna setelah melahirkan seorang bayi laki-laki pada tangal 18 Oktober 2019 yang diberi nama Mikhael Kayana Daya.

 

Profil

Nama                                                    : Debby Susanto

Tanggal Lahir                                      : 3 Mei 1989

Tempat Lahir                                      : Palembang

Jenis Kelamin                                     : Perempuan

Nama Ayah                                         : Susanto Darmawan

Nama Ibu                                            : Sugianti budiman

Nama Suami                                       : Haptiwan Daya

Nama Anak                                         : Mikhael Kayana Daya

Pegangan Raket                                : Kanan

 

Prestasi

Juara All England Superseries Premier 2016 (/Praveen Jordan)

Medali emas SEA Games 2013 (/Muhammad Rijal)

Medali emas SEA Games 2015 (/Praveen Jordan)

Juara Korea Open Superseries 2017 (/Praveen Jordan)

Juara India GPG 2016 (/Praveen Jordan)

Juara Chinese Taipei Terbuka GPG (/Muhammad Rijal)

Juara Vietnam Challenge 2009 (/Pia Zebadiah – ganda putri)

Juara Kejuaraan Asia Junior 2007 (/Richi Puspita Dili – ganda putri)

Runner up Indonesia GPG 2012 (/Muhammad Rijal)

Runner up Indonesia Masters GPG 2015 (/Praveen Jordan)

Runner up Macau Open GPG 2012 (/Muhammad Rijal)

Runner up Dutch Open GP 2013 (/Muhammad Rijal)

Runner up Malaysia Grand Prix Gold 2014 & 2015 (/Praveen Jordan)

Runner up Thailand Open GPG 2015 (/Praveen Jordan)

Runner up French Open Superseries 2015 (/Praveen Jordan)

Runner up Swiss Open GPG 2017 (/Praveen Jordan)

Runner up Australia Open Superseries 2017 (/Praveen Jordan)

Semifinalis All England Superseries Premier 2013 (/Muhammad Rijal)

Semifinalis All England Superseries Premier 2015 (/Praveen Jordan)

Medali Perunggu Asian Games 2014 (/Praveen Jordan)

Medali Perunggu SEA Games 2011 (/Muhammad Rijal)

Semifinalis BWF Super Series Final 2015 (/Praveen Jordan)

Semifinalis Australian Open Superseries 2016 (/Praveen Jordan)

Semifinalis India Open Superseries 2011 (/Muhammad Rijal)

Semifinalis India Open Superseries 2015 (/Praveen Jordan)

Semifinalis Japan Open Superseries 2017 (/Praveen Jordan)

Semifinalis Philipine Open GPG 2009 (/Muhammad Rijal)

Semifinalis India GPG 2010 (/Muhammad Rijal)

Semifinalis Chinese Taipei Open GPG 2015 (/Praveen Jordan)

Semifinalis Vietnam Challenge 2008 (Komala Dewi-ganda putri)

Semifinalis Vietnam Challenge 2009 (/Muhammad Rijal)

Semifinalis German Junior 2007 (/Luluk Maria Ulfah-ganda putri)

Semifinalis Kejuaraan Dunia Junior 2007 (/Afiat Yuris Wirawan)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply